Hidung orang muncul dalam bermacam wujud serta dimensi yang memantulkan kedamaian genetik serta aspek area. Meski banyak alterasi, wujud hidung pada dasarnya dipengaruhi oleh aspek genetik, menyesuaikan diri kepada area, serta kemajuan orang. Selanjutnya merupakan sebagian wujud hidung orang yang biasa ditemui:
1.**Hidung Lancip:**
– Hidung lancip mempunyai wujud langsing serta runcing di ujungnya. Ini biasanya nampak pada golongan etnik Kaukasian.
2.**Hidung Demes:**
– Hidung demes mengarah pendek serta luas, kerap kali dengan akhir yang lebih bundar. Ini lebih biasa pada golongan etnik Asia Tenggara ataupun Asia Timur.
3.**Hidung Bangir:**
– Hidung bangir mempunyai wujud jauh serta berdiri dengan akhir yang tajam. Ini kerap ditemui pada sebagian golongan etnik Afrika ataupun Eropa Utara.
4.**Hidung Aquiline ataupun Hidung Elang:**
– Hidung aquiline mempunyai lengkungan yang besar serta berdiri dengan punggung hidung yang mencolok. Ini kerap berhubungan dengan sebagian golongan etnik di Timur Tengah.
5.**Hidung Saddle:**
– Hidung saddle mempunyai lekukan ataupun tekanan mental di punggung hidung. Wujud ini bisa nampak pada bermacam golongan etnik serta bisa diakibatkan oleh aspek genetik ataupun luka.
6.**Hidung Snub ataupun Upturned:**
– Hidung snub ataupun upturned mempunyai akhir yang sedikit membidik ke atas, membagikan bentuk manis ataupun imut. Ini kerap nampak pada sebagian golongan etnik ataupun bisa jadi karakter perseorangan.
7.**Hidung Luas:**
– Hidung luas mengarah meluas di bagian akar serta bisa ditemui pada bermacam golongan etnik, paling utama di Afrika ataupun di golongan golongan etnik yang lebih suku- suku.
8.**Hidung Asi Tajam:**
– Hidung asi tajam mempunyai punggung hidung yang besar dengan akhir yang tajam serta lancip. Ini kerap ditemui pada sebagian golongan etnik di Asia Selatan.
Berarti buat dicatat kalau alterasi wujud hidung tidak bisa seluruhnya dihubungkan dengan etnik ataupun golongan etnik khusus, sebab kedamaian ini pula dipengaruhi oleh aspek genetik keluarga serta area. Tidak hanya itu, wujud hidung tidak cuma berakibat pada performa raga, namun pula bisa mempunyai keterkaitan terpaut dengan menyesuaikan diri fisiologis orang kepada area tempat bermukim kakek moyang mereka.